Kalau di tofaninoff bloginova saya enggak pamitan, di sini saya mau pamitan.

Mulai hari ini, saya berhenti menulis di sini. Tak ada lagi tulisan dengan nama penulis tofaninoff. Alasannya: ingin lebih serius, ingin lebih terlihat “tulisannya dapat dipertanggungjawabkan”.

Image

Mulai hari ini, blog saya pindah ke harismustafa.com. Akan lebih banyak tulisan bukan opini di sana. Sebabnya karena postingan terakhir saya di sini: Blog standar enigma. Sebisa mungkin saya membuat tulisan yang jauh lebih bagus dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Plus, karena blognya pakai nama asli saya… siapa tahu saya bisa lebih terkenal, hehe 😀

Salam!

Siapa tahu situs Enigma? Dulu banget, teman saya Rizky memperkenalkan situs itu. Katanya, isinya bagus banget. Ternyata memang begitu! Entrinya ditulis dengan apik, data dan analisisnya juga sangat mendalam. Bayangkan, untuk blog misteri yang notabene jarang, dan sulit untuk membuktikan suatu misteri itu benar atau hanya sekedar hoax, Enigma mencari faktanya hingga saaaaangat jauh, lebih jauh dari Sabang sampai Merauke. Kalau belum tahu situsnya, ayo dibuka dan dibaca-baca!!

Nah, sejak saya kenal blognya Enigma, saya jadi punya standar Enigma: setiap entri tulisan harus mendalam dan valid.

Tapi ternyata menulis yang seperti itu sangat sulit. Untuk proses penulisan satu entri saja saya bisa menghabiskan 10 jam. Bahkan ada satu entri yang menghabiskan waktu 24 jam penulisan. Untuk saya yang notabene lagi penuh jadwal kuliah, dan mata kuliahnya mulai seram-seram, menulis selama itu hampir enggak mungkin. (Dari mana saya tahu itu? Microsoft Word 2013 menyediakan fitur ringkasan, yang membantu kita mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu dokumen)

Selain itu, sepertinya pembaca entri yang mendalam seperti itu juga enggak sebanyak yang singkat-singkat ya 🙂

Nah, akhirnya belakangan ini saya hanya pos entri yang pendek-pendek. Agak gatal sih, mengingat harus turun standar. Tapi setelah dipikir, nampaknya lebih baik begitu ketimbang blog saya kosong enggak ada isinya.

Anyway, mungkin teman-teman yang baca blog ini bisa ikutan jadi member “Blog standar Enigma” dan bikin kopdar, haha 🙂

Iklan KFC di harian Kompas Selasa, 29 Oktober 2013

Iklan KFC di harian Kompas Selasa, 29 Oktober 2013

Belakangan ini saya tertarik mengamati iklan-iklan KFC. Hal pertama yang bikin tertarik, sekitar satu tahun lalu mereka meluncurkan website barunya kfcku.com. Tak hanya itu, mereka meluncurkan slogan baru “Terus BerINOVASI”. Seiring dengan diluncurkannya slogan baru, mereka terus berinovasi dengan meluncurkan hampir satu produk baru setiap bulannya.

Ini menarik, sebab meskipun mereka telah memiliki tempat di hati masyarakat Indonesia (coba deh kalau pergi ke suatu tempat yang belum dikenal dan lapar, biasanya yang dicari adalah fastfood semacam KFC!), mereka tetap melakukan perubahan. (Mungkin) salah satu pemicunya hal sepele: ayam goreng tepung mirip KFC di pinggir jalan.

Cobalah tengok, rasa ayam goreng tepung di pinggir jalan sudah mulai menyamai ayam KFC. Meskipun rasanya baru sekedar mirip, namun masyarakat mulai berpikir dua kali untuk jajan di KFC. Faktor daya beli masyarakat yang menurun karena harga barang naik, rasa ayam goreng tepung pinggir jalan yang enggak kalah enak, plus toko ayam pinggir jalan yang dekat dengan rumah atau kosan, menyebabkan masyarakat lebih memilih ayam goreng pinggir jalan.

Kalau masyarakat sudah tidak tertarik lagi dengan KFC, restoran bikinan Kolonel Sanders ini akan hengkang dari Indonesia.

Tapi mereka tidak mau menyerah pada keadaan. KFC juga cerdas, tidak seperti sopir taksi di beberapa daerah yang menolak kedatangan Blue Bird. Mereka berinovasi.

Seperti ujaran Albert Einstein,

“Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.”

KFC bukannya melihat pedagang ayam di pinggir jalan sebagai hambatan, justru membiarkannya. KFC tidak menuduh pedagang ayam mencuri resep rahasia yang telah disimpan bertahun-tahun. Mungkin karena menurut KFC, pedagang ini juga berjasa mengurangi angka pengangguran.

Hebat, lho. Dengan begitu, KFC menawarkan banyak produk ke masyarakat. Masyarakat enggak bosan lagi dengan kuliner yang hanya ayam doang. Benefit lainnya, KFC (bisa jadi) tetap mendapatkan hati di masyarakat Indonesia.

Ini keren, lho. Saya jadi ingat ujaran orang tua saya. Dulu, saya dapat nilai jelek di suatu mata pelajaran. Kemudian, orang tua memarahi saya. Saya membela diri dengan mengatakan, itu salah guru saya! Dia mengajarnya tidak benar! Saya tidak dapat mengerti apa yang dia ajarkan!

Eh, saya malah dimarahi balik. Jangan menyalahkan keadaan, kamulah yang harus berubah!

******

PS: saya bukan karyawan KFC, bukan pula pelanggan setia KFC. Saya enggak dibayar apa-apa oleh KFC. Hanya tertarik saja dengan fenomena inovasi yang digencar-gencarkan oleh KFC.

Setuju nih

..:: Jurnalistik Sains ::..

Mungkin 4 Juli merupakan saat yang spesial buat fisikawan. Bukan karena hari itu ialah hari kemerdekaan AS. Namun karena hari itu ialah hari diumumkannya secara resmi penemuan partikel elementer Higgs (fisikawan menamakannya Higgs-Boson) sebagai partikel elementer yang menjelaskan mengapa materi memiliki massa.  Singkat cerita, penemuan ini mengantarkan dua orang penggagas teori keberadaan partikel Higgs mendapat penghargaan Nobel Fisika 2013 yang telah diumumkan 8 Oktober 2013 lalu.

View original post 1,409 more words

Jumat pagi lalu, dosen statistika & probabilitas saya ngambek. Pasalnya ada kecelakaan yang menimpa beliau. Ada sepeda motor ngebut, nyerempet mobil milik Pak Dosen dan nyeruduk mobil di depannya. Alhasil, mobil Pak Dosen lecet, dan mobil di depannya penyok.

Sebenarnya dosen saya enggak peduli kalau mobilnya lecet-lecet. Lha wong di Jakarta, mobil keserempet udah biasa, kok. Maklum saja, lalu lintas selalu padat. Lebar badan jalan yang sempit juga membuat probabilitas mobil mengalami “luka” lebih besar.

Tapi tingkah si pesepeda motor ini yang bikin beliau enggak suka. Pertama, si pesepeda motor enggak mengakui kesalahannya. Kedua, malah menyalahkan dosen saya. Ketiga, minta ganti rugi atas kerusakan di motornya.

Lho. Yang menyerempet siapa, yang minta ganti rugi siapa.

Lalu beliau cerita tentang pengalamannya ketika mengambil Ph.D di Jepang.

Mengapa tidak diambil saja?

Suatu hari Pak Dosen pulang dari supermarket bersama istri dan anaknya. Beliau membawa mobil ke supermarket.

Wah, luar biasa banget, di Jepang bisa punya mobil! Padahal kan tarif parkir + pajak + bensin + tetek-bengek pemeliharaan mobil di Jepang luar biasa mahal.

Sepulangnya berbelanja, Pak Dosen hendak mengeluarkan mobilnya. Tiba-tiba ada kakek-kakek (masih bugar tentu), tergopoh-gopoh datang kepadanya dan berkata, “Sumimasen! Sumimasen!Read the rest of this entry »